Sekda Demak : Nguri-nguri Budaya Lewat Seni Tari

Kabupaten Demak yang dikenal dengan warisan budayanya yang kaya, kembali menghidupkan tradisi leluhurnya dengan berbagai perhelatan seni, bertempat di Alun-alun Demak dengan panggung megah. Salah satu penampilan dari Sanggar Kornelis Budaya, yang dengan lincahnya menampilkan berbagai macam tarian, diantaranya tarian manuk huwuk, atau tarian burung hantu, yang memikat ribuan penonton yang hadir.

Dengan kostum berwarna keemasan yang dilengkapi corak sayap, para penari cilik yang berusia di bawah sepuluh tahun tersebut telah membawa tawa dan kegembiraan kepada warga yang menonton. Meski gerakan mereka terkadang tidak seirama, namun justru kepolosan itulah yang menjadi sumber hiburan bagi yang menyaksikan.

Pekan Kebudayaan Daerah, yang diresmikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak, Haris Wahyudi Ridwan, dan dibuka oleh Sekda Demak Akhmad Sugiharto bersama Forkopimda, bukan hanya sekedar perayaan, tetapi juga merupakan upaya untuk membangkitkan semangat generasi muda dalam melestarikan budaya. Acara ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Tari Sedunia, yang bertujuan untuk menyatukan berbagai etnis, suku, agama dan latar belakang politik melalui tarian.

Haris Wahyudi Ridwan dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa dengan penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Daerah diharapkan muncul generasi muda, seniman dan budayawan untuk berkreasi lebih. “Adapun tujuannya untuk mendorong generasi muda melestarikan budaya melalui tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Sekda Demak menyampaikan pesan penting tentang kebersihan lingkungan, dan juga mengingatkan para pedagang kaki lima untuk memperhatikan sampah yang dihasilkan, yang merupakan salah satu penyebab banjir yang terjadi belum lama ini.

“Tarian sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya, memiliki kekuatan luar biasa dalam menyatukan kita sebagai bangsa,” tuturnya.

Lebih lanjut Sekda Sugiharto menilai tari bukan hanya menjadi sebuah hiburan, namun sebagai sarana untuk mempererat ikatan sosial dan memperkuat identitas budaya.

“Sudah sepatutnya bagi kita untuk bisa nguri-nguri berbagai bentuk kebudayaan Demak. Saya berharap acara ini bisa diselenggarakan secara rutin untuk menggali potensi seni budaya yang luar biasa dari generasi penerus kita,” pungkasnya

Acara ini akan berlanjut sampai hari Minggu, dengan berbagai pertunjukan tari dari 21 sanggar dan akan diakhiri dengan tarian kolosal.

Warga Demak dan pengunjung dapat menikmati tidak hanya tarian, tetapi juga berbagai jajanan dan hiburan yang disediakan oleh pedagang kaki lima, termasuk wahana melukis untuk anak-anak, yang menambah keceriaan akhir pekan. (Prokompim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *