Stunting itu isu nasional. Maka cara penanganan harus sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Apalagi telah diintruksikan presiden bahwa penanganan stunting harus ada upaya konferensi atau keroyokan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Demak KH. Ali Makhsun, M.S.I. dalam acara Mini Loka Karya Stunting tingkat Kabupaten Demak tahun 2022 di Pendopo Satya Bhakti Praja, Senin (24/10/2022)
Wabup melanjutkan, tidak menutup kemungkinan kehadiran tim pendamping keluarga (TPK) dalam upaya mengumpulkan informasi terkait stunting ditolak di desa. “Tidak perlu surut semangat. Istilahe wong Jowo, kita semua termasuk TPK kudu juweh,” ujarnya,
Menurutnya, bahkan di Forum Komunikasi Ulama Umara (FKUU), Wabup yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Demak tak segan mengimbau para kiai dan ulama, agar di tengah dakwah stunting disampaikan masyarakat. Bahwa berjuang menurunkan stunting bagian dari ibadah.
“Sebagaimana firman Allah SWT, hendaklah kalian takut meninggalkan generasi yang lemah. Stunting itu lemah. Karena secara fisik kesehatannya rawan kecerdasannya pun rendah,” kata wabup.
Maka walaupun penurunan stunting tugas negara, tapi juga bagian tugas agama. Menurut Wabup Ali Makhsun, ulama sebagai tokoh agama wajib pula sampaikan persoalan stunting kepada ibu hamil, ibu nifas serta siapapun sasarannya sebagai dakwah.
Disampaikan, pernah Rasulullah SAW ditolak berdakwah masyarakat Thaif hingga dilempar batu. Karenanya di bawah pohon anggur Rasullullah merenung, selama Allah SWT tidak marah karena dakwahnya belum bisa diterima, maka Rasulullah tidak akan pedulikan penolakan apapun.
Sampai kemudian hal ekstrim diucapkan, “Seandainya matahari di tangan kanan dan rembulan di tangan kiri, saya tidak akan menyerah untuk mendakwahkan agama.” Itu lah optimistis Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, Wabup mengajak sebagai bagian ikhtiar, semua yang terlibat penurunan stunting diniati dakwah dan ibadah. “Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa membantu. Target menurunkan stunting sesuai tercapai harapan, jika perlu melebihi ekpektasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Permasdes P2KB Kabupaten Demak H. Taufik Rifai menambahkan, prevalensi stunting di Kabupaten Demak berdasarkan survei status gizi Indonesia sebesar 25,5 persen. Target 2022 stunting turun menjadi 22,16 persen.
“Saat ini sesuai kuota BKKBN terdapat 927 TPK dengan 2.781 personel sebagai ujung tombak penurunan stunting yang tersebar i 249 desa/kelurahan se-Kabupaten Demak. Tugas mereka menggali informasi untuk mengawal penurunan stunting dengan lima sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita dan batita,” paparnya, didampingi Kabid Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Maftukhah Kurniawati. (Prokompim).